Tentang Sebuah Kritikan
Sang Pencipta Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Rezeki, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang kafir dan tak berakal. Maka apalagi kita sebagai manusia yang sering kali terpeleset dalam jurang jurang kesalahan. Dalam hidup ini, sudah tentu kita pernah menerima yang namanya kritik, entah itu kritik yang membangun atau hanya sekedar menjatuhkan saj
Sang Pencipta Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Rezeki, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang kafir dan tak berakal. Maka apalagi kita sebagai manusia yang sering kali terpeleset dalam jurang jurang kesalahan. Dalam hidup ini, sudah tentu kita pernah menerima yang namanya kritik, entah itu kritik yang membangun atau hanya sekedar menjatuhkan saj
a. Jangankan kita yang
seorang manusia biasa, para Nabi dan Rasul pun pernah mendapatkan
kritikan, dan hinaan dari kaum kafir. So, jangan pernah takut dan
menyerah hanya karena sebuah kritikan. Apalagi jika kita adalah
seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi, dan berusaha
membangun maka sudah pasti kita akan selalu mendapat kritikan-kritikan
pedas dan pahit, bahkan mungkin kita sering kali mendapat cemoohan dan
hinaan dari orang lain. Mereka tidak akan pernah berhenti mengkritik
kita, mengapa? karena di mata mereka, kita adalah orang berdosa yang tak
terampuni sampai kita melepaskan semua karunia dan nikmat Allah SWT
pada diri kita, atau sampai kita meninggalkan semua sifat terpuji dan
nilai-nilai luhur yang selama ini kita pegang teguh.
Jika kita merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan mereka, berarti kita telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan kita! Padahal yang terbaik adalah menjawab dan merespon kritikan mereka dengan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan kita! Sebab kritikan mereka itu pada hakikatnya adalah ungkapan penghormatan untuk kita, yakni semakin tinggi derajat dan kedudukan kita, maka semakin pedas pula kritikan itu. Betapapun kita berusaha, kita tak akan pernah bisa membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah, yang dapat kita lakukan sekarang adalah berusaha untuk tetap menjadi diri kita yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang baik dan terpuji yang memang selama ini sudah tertanam dalam diri kita! Jika kita mulai terpengaruh oleh kritikan mereka, ingatlah perintah Allah dalam Surat Ali Imran ayat 119, yang artinya: {Katakanlah (kepada mereka):"Matilah kamu karena kemarahanmu."} Bahkan, kita juga dapat menyumpal mulut mereka dengan 'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan kita. Tetapi jika kita ingin diterima oleh semua pihak, dicintai oleh semua orang, dan terhindar dari cela dan cemooh, berarti kita telah menginginkan sesuatu hal yang mustahil terjadi dan mengangankan sesuatu hal yang terlalu jauh dan sulit untuk digapai atau lebih tepatnya, tak mungkin untuk diwujudkan.
Jika kita merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan mereka, berarti kita telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan kita! Padahal yang terbaik adalah menjawab dan merespon kritikan mereka dengan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan kita! Sebab kritikan mereka itu pada hakikatnya adalah ungkapan penghormatan untuk kita, yakni semakin tinggi derajat dan kedudukan kita, maka semakin pedas pula kritikan itu. Betapapun kita berusaha, kita tak akan pernah bisa membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah, yang dapat kita lakukan sekarang adalah berusaha untuk tetap menjadi diri kita yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang baik dan terpuji yang memang selama ini sudah tertanam dalam diri kita! Jika kita mulai terpengaruh oleh kritikan mereka, ingatlah perintah Allah dalam Surat Ali Imran ayat 119, yang artinya: {Katakanlah (kepada mereka):"Matilah kamu karena kemarahanmu."} Bahkan, kita juga dapat menyumpal mulut mereka dengan 'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan kita. Tetapi jika kita ingin diterima oleh semua pihak, dicintai oleh semua orang, dan terhindar dari cela dan cemooh, berarti kita telah menginginkan sesuatu hal yang mustahil terjadi dan mengangankan sesuatu hal yang terlalu jauh dan sulit untuk digapai atau lebih tepatnya, tak mungkin untuk diwujudkan.
Percayalah, sikap
terpuji dan kesabaran kita sekarang suatu hari pasti akan membuahkan
hasil yg baik, serta memudahkan kita dalam menghadapi lika-liku hidup
ini!